Monday 17 February 2014

PARIKAN



Parikan yaiku unen-unen kang nganggo wewathon :
a)    Kedadiyan saka 2 ukara
b)   Saben saukara kedadiyan saka 2 gatra
c)    Nggunakake purwakhanti guru swara
d)   Ukara kapisan minangka pembuka
e)    Ukara kapindho minangka isi (surasa)

Mithurut cacahing wandane parikan keperang dadi 5 yaiku :
1.     Sing kedadiyan saka (4 wanda + 4 wanda) 2
Tuladha :
Abang-abang ora legi
Tiwas nyawang ora dadi
2.    Sing kedadeyan saka (4 wanda + 8 wanda)  2
Tuladha :
Kembang aren, semebar tepining kalen
Aja dahwen yen kowe kepingin kajen
3.    Sing kedadeyan saka (7 wanda + 7wanda)  2
Tuladha :
Kolang-kaling who aren, godhong kacang lembayung
Orah eling dek biyen, runtang runtung rut lurung
4.    Sing kedadeyan saka (8 wanda + 8 wanda)  2
Tuladha :
Kolang-kaling pakan ula, sadhompol isine telu
Eling-eling dadi siswa, wengine sregep sinau
5.    Sing kedadeyan saka (8 wanda + 8 wanda)
Tuladha :
Kutha Yogya dalane rame, Malyoboro tengah prenahe
Aku gela amarga kowe, angger janji arang nyatane

BEBASAN



Bebasan yaiku unen-unen ajek panganggone ngemu surasa pepindan, sing ditidhakake kahanane wong.
Tuladha :
1.     Ana daulate ora ono bejane
Tegese : Wis arep nemu kabegjan, nanging ora sida
2.    Cuplak andheng-andheng ora prenah panggone
Tegese : Wong tuwa utawa samubarang kang jalari ala, prayoga disingkirake
3.    Dipalangana mlumpat,ditalenana medhot
Tegese : Yen wis tinadir (jodoh) kayangapo mesti bakal kelakon
4.    Gajah alingan suket teki
Tegese : Lahir karo bathine bedha banget, mesti bae ketara
5.    Kegedhen empyak kurang cagak
Tegese : Kegedhen kekarepan nanging ora sembada
6.     Adhang-adhang tetesing embun
Tegese : Njagakake barang mung saolahe bae
7.    Luput ing sembur
Tegese : wong seng gak mampan karo nasehat
8.    Nggutuk elor kena kidul
Teese : Ngarani / dakwah seng orah bener
9.    Ngumpulake watu item
Tegese : Nganggep remeh perkara abot
10.  Ketiban duren
Tegese : wong seng nduwe masalah ora enthek-enthek

Thursday 13 February 2014

PURWAKANTHI


Purwakanthi asale saka tembung :
·         Purwa : Wiwitan / ngarep
·         Kanthi : Gandheng
Dadi purwakanthi yaiku gandhengan swara / basa / aksara tembung sing ngarep karo tembung sing mburi.
Purwakanthi kebagi dadi 3 yaiku :
1.      Purwakanthi guru swara yaiku gandhenge swara tembung sing ngarep karo tembung sing mburi.
Tuladha :      - Ana awan ana pangan
                   -  Putri – putri
                   - Ireng – ireng njenges
                  -  Becik kethithik
                   - Ala ketara

2.      Purwakanthi guru sastra / aksara : Sing rujuk / pada aksarane / konsonan.
Tuladha :      - Kala, kula, kelas, kalih, kalung, kula, kalih
                   -  Slaman, slumun, slamet
                   -  Adigang, adigung, adiguna

3.      Purwakanthi guru basa / lumaksita : Sing rujuk / pada pungkasane / akhir gatra ngarep karo angkatane gatra mburi.
Tuladha :      - Kolik priya, priyagung anjani putra
-  Mung ing tirta, tirta kandheng ing samodra

MACAM – MACAM KARANGAN, KALIMAT & PARAGRAF


a.            Macam – macam Karangan

1.    Narasi           : Karangan yang berbentuk cerita.
2.   Diskripsi         : Karangan yang menuliskan sesuatu dengan panca indera.
3.   Argumentasi     : Karangan yang berbentuk pendapat.
4.   Persuasi         : Karangan yang berbentuk pendapat disertai bukti & alasan dengan tujuan meyakinkan pembaca.
5.   Eksposisi        : Karangan yang berbentuk paparan.

   b.      Macam – macam Kalimat

Ø  Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan. Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber. Contoh: Nina menulis surat untuk nenek.
Ø  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di-. Contoh: Surat untuk nenek ditulis oleh Nina.
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:
1.  Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2.  Awalan me- diganti dengan di-.
3.  Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh: Bapak memancing ikan. (aktif) Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4.  Jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan. Contoh: Aku harus memngerjakan PR. (aktif) PR harus kukerjakan. (pasif)
Ø  Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” ) Contoh: Ibu berkata, “Anis, jangan bermain-main saja, kamu harus belajar !”


Ø  Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita. Contoh: Ibu berkata bahwa aku harus rajin belajar.
Ø  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Umumnya mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1.      Kalimat berita kepastian Contoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2.      Kalimat berita pengingkaran Contoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3.      Kalimat berita kesangsian Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4.      Kalimat berita bentuk lainnya Contoh: Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.

Ø  Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1.      Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu !
2.      Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
3.      Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

Ø  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah. Biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang rendah. Contoh: Apakah kamu sakit? Siapa yang membeli buku ini?


Ø  Kalimat Efektif
Kalimat efektif memiliki syarat: 1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya. 2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara dengan pendengar. Ciri-ciri: 1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok 2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan. 3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu. 4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

Ø  Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu kalimat. Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat tunggal:
1.      Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Contoh: Saya siswa kelas VI.
2.      Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh: Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang disebut keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara, maupun keterangan waktu.
Contoh: Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan sangat merdu.
Ø  KALIMAT MAJEMUK

           Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih.

1. Jenis – jenis Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk dikelompokkan 4 jenis:
  a. Kalimat majemuk setara
       Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara unsur – unsurnya bersifat
setara atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubang , kata majemuk setara dibagi 3 macam :
1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata penghubung dan, lalu, lagi.
2. Kalimat majemuk pemilihan ditandai oleh kata penghubung atau
3. Kalimat majemuk pertentangan ditandai oleh kata penghubung tetapi, melainkan.
b. Kalimat majemuk rapatan
            Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian – bagiannya dirapatkan.
Kalimat Majemuk rapatan meliputi berikut ini :
1. kalimat majemuk rapatan Subjek.
2. Kalimat majemuk rapatan predikat.
3. Kalimat majemuk rapatan objek
4. kalimat majemuk rapatan keterangan
c. Kalimat Majemuk bertingkat
            Kalimat Majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan antara unsur 0 unsurnya tidak sederajat.
Jenis – jenis Kalimat Majemuk bertingkat :
1. Kalimat majemuk hubungan pengandaian, kata penghubung jika, seandainya, andaikan.
2. Kalimat majemuk hubungan perbandingan, kata penghubunh ibarat, seperti, bagaikan, laksana, daripada.
3. Kalimat majemuk hubungan penyebaban, kata penghubung sebab, karena, oleh karena.
4. Kalimat majemuk hubungan akibat, kata penghubung sehingga, sampai – sampai, maka
5. Kalimat majemuk hubungan cara, kata penghubung dengan
6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, kata penghubung bahwa, yaitu
7. Kalimat majemuk hubungan waktu, kata penghubung ketika, sewaktu, semasa
d. Kalimat majemuk campuran
           Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat campuran, sekurang – kurangnya dibentuk tiga kalimat tunggal.

c.       Macam – macam Paragraf
1. Deduktif     : Paragraf yang kalimat utamanya di awal paragraf
2. Induktif      : Paragraf yang kalimat utamanya di akhir paragraf
3. Variatif      :Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal + akhir atau di tengah – tengah.
4. Naratif      : Paragraf yang tidak mempunyai kalimat utama karena sudah tersebar diseluruh paragraf