Wednesday 12 February 2014

KERAJAAN HINDU - BUDDHA


KERAJAAN HINDU – BUDDHA

 a.      KERAJAAN KUTAI ( 400 M )
Yupa
Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.Merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonasia. Sumber sejarah kerajaan Kutai berupa Yupa, ditemukan 7 Yupa. Yupa adalah tugu peringatan upacara korban. Fungsi Yupa untuk mengikat hewan kurban. Huruf yang tertulis di Yupa adalah huruf Pallawa dengan bahasa sansekerta.
Di Kalimantan Timur ditemukan 7 Yupa dan tulisan dan bahasa dalam Yupa diperkirakan berasal dari tahun 400 M.
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Kutai yaitu :

1. Kudungga
      Ditinjau dari namanya adalah orang Indonesia asli yang merupakan pendiri kerajaan Kutai.
2. Aswawarman
      Merupakan wamsakarta ( pendiri dinasti / keluarga ) yang disamakan dengan dewa Ansuman / matahari.Ditinjau dari namanya sudah mendapat pengaruh Hindu ( nama “ Warman “ dipakai nama gelar raja Hindu di India ).
3. Mulawarman
      Merupakan raja terbesar yang mendirikan Yupa. Mulawarman adalah raja yang agung dan murah hati, terbukti ia memberikan hadiah atau sedekah ribuan sapi untuk rakyatnya.Semasa pemerintahan Mulawarman Kutai mencapai kemakmuran.

b.      KERAJAAN TARUMANEGARA ( 400 – 500 )

Prasasti Ciareuteun
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat di daerah lembah Sungai Citarum , diperkirakan sekarang terletak di daerah Bogor. Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu  tertua di  Pulau Jawa.Tarumanegara diperintah oleh raja Purnawarman yang membawa kerajaan ke masa kejayaan.
Sumber sejarah :

a. Berita Cina dari dinasty Tang

Menyebutkan bahwa kerajaan Tolomo mengirim  utusan ke Cina  pada tahun 528 dan 535 , yang dimaksud Tolomo adalah Taruma .

b .Berita Cina dari Fa – Hien 
Pendeta Budha Cina yang pernah singgah di Tarumanegara karena kapalnya terserang badai ketika akan pulang dari India ke Cina .

c. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara:
·         Prasasti Ciaruteun
Ditemukan di Sungai Ciaruteun , Bogor. Prasasti ditulis dalam batu besar terdapat cap sepasang telapak kaki manusia , isinya “ ini bekas sebuah telapak kaki seperti kaki Dewa Wisnu , kaki yang mulia Pernawarman ,raja negeri Tarumanegara yang gagah berani”
·         Prasasti Kebon Kopi
Ditemukan di Cibungbulan , Bogor terdapat gambar dua telapak kaki gajah yang  disamakan telapak kaki gajah Airawata kendaraan Dewa Wisnu.
·         Prasasti Jambu
Ditemukan ditengah kebun Jambu di Bogor , isinya sebuah sanjungan pada raja .
·         Prasasti Pasir Awi
Belum dapat dibaca karena di  tulis dalam huruf ikal / keriting .
·         Prasasti Lebak / Cidanghiang
Berisi tentang sanjungan pada raja .
·         Prasasti Tugu , Jakarta
Berisi tentang pembuatan Sungai Gomati dan Candrabaga untuk mencegah banjir dan untuk irigasi. Kehebatan raja Purnawarman dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu , ia selalu memikirkan kemakmuran rakyatnya .

KERAJAAN HO-LING ( KALINGGA ) ABAD 7 ( 650 )

Alas Purwo, Holing
Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah, diperintah oleh ratu Sima. Ia terkenal sebagai ratu yang adil dan bijaksana, pada masa pemerintahannya kerajaan Ho-Ling sangat aman dan tentram, rakyat juga hidup dalam kemakmuran. Sumber sejarah yang banyak mengungkap kerajaan Ho-Ling adalah berita cina pada zaman dinasti Tang. Diceritakan bahwa “ Kerajaan Ho-Ling terletak di lautan selatan antara pulau Bali dan Sumatera, ibukota dikelilingi tembok, raja tinggal di bangunan besar bertingkat dengan singgasana dari gading”.
           I-Tsing seorang pendeta Budha Cina mengatakan bahwa Hwni-ning pendeta Budha Cina pada tahun 664 pernah tinggal di Ho-Ling untuk menterjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana dengan bantuan pendeta Budha Ho-Ling yang bernama Joh-na-po-to-lo ( Joanabhadra ).Dari keterangan ini dapat dipastikan bahwa kerajaan Ho-Ling bercorak Budha dan menjadi kerajaan Budha tertua di Indonesia.
            Ratu Sima menjalankan hukum dengan keras dan tidak pandang bulu, siapa yang mencuri dipotong tangannya, termasuk terhadap putra mahkotanya ketika kakinya menyentuh pundi-pundi emas yang diletakkan di pinggir jalan, maka ia mendapat hukuman potong kaki.
Agama Budha yang berkembang adalah Budha Hinayana.

KERAJAAN SRIWIJAYA ( 683 M )

Lukisan gerbang Sriwijaya

Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dan  Budha terbesar di Indonesia. Dari beberapa prasasti yang ditemukan diperkirakan Sriwijaya berokasi disekitar kota Palembang ( tepi sungai Musi ) dan berdiri pada abad 7.  Sumber sejarah Sriwijaya dapat diperoleh dari prasasti-prasasti yang banyak ditemukan di Sumatra dan Bangka.
·         Prasasti Kedukan Bukit ( 683 )
 Mengisahkan perjalanan suci Dapunta Hyangmenaklukkan beberapa daerah untuk memajukan Sriwijaya.
·         Prasasti Talang Tuwo ( 684 )
Mengisahkan pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk.
·         Prasasti Telaga Batu
Isinya berupa kutukan kepada semua orang yang bertindak jahat dan tidak taat pada raja.
·         Prasasti Kota Kapur ( 686 )
Berisi usaha Sriwijaya menaklukkan pulau Jawa .
·         Prasasti Karang Berahi ( 686 )
Berisi kutukan  setiap yang orang jahat.
·         Prasasti Palas Pasemah
Isinya tentang daerah Lampung diduduki Sriwijaya pada abad 7.
·         Prasasti Ligor ( 775 )
Isinya menceritakan pembangunan candi oleh Sriwijaya.
·         Prasasti Nalanda ( 860  )
Isinya Balaputradewa mendirikan asrama bagi biksu yang sedang belajar agama Budha  di Benggala, India

Selain prasasti, sumber sejarah Sriwijaya juga dapat diketahui dari berita Cina, India dan Arab.

A.  Sriwijaya Berkembang Menjadi Kerajaan Maritim yang besar.

Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa. Sriwijaya berhasil mengembangkan diri sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan. Satu demi satu daerah disekitarnya jatuh di bawah kekuasaan Sriwijaya. Dari semenanjung Melayu, selat Malaka, Sumatera Utara sampai selat Sunda.
Dengan demikian Sriwijaya berhasil menguasai   jalur perdagangan Nusantara dan Internasional, posisi ini sangat menguntungkan perekonomian Sriwijaya.
Balaputradewa

Faktor yang mendukung Sriwijaya tampil sebagai kerajaan maritim yang besar dan kuat adalah :
1.      Letak Sriwijaya yang strategis dekat dengan selat Malaka yang dilalui jalur perdagangan dan pelayaran Internasioal.
2.      Memiliki armada laut yang kuat, mampu mengamankan jalur perdagangan dari  para perampok atau bajak laut.
3.      Sriwijaya menjadi pelabuhan transit yang ramai, disinggahi pedagang-pedagang asing sehingga pajak atau cukai sangat banyak.
4.      Runtuhnya kerajaan Funan ( Indocina ) yang sebelumnya menjadi pusat perdagangan.
5.      Majunya jalur perdagangan Internasioal dari Cina ke India.
6.      Sriwijaya kaya komoditas perdagangan  seperti emas, rempah-rempah dan beras.

B.  Sriwijaya Menjadi Pusat Perkembangan Agama Budha Asia Tenggara.

Selain maju di bidang perdagangan dan politik, Sriwijaya juga tampil sebagai pusat perkembangan agama Budha di Asia Tenggara.
          Bukti bahwa Sriwijaya menjadi pusat agama Budha adalah sebagai berikut :

·         Dari catatan I-Tsing ( seorang pendeta Budha Cina ) diketahui Sriwijaya menjadi pusat ilmu dan agama Budha, jumlah pendeta ada 1000 orang.
·         Sriwijaya membangun  vihara untuk para Bhiksu yang sedang menuntut ilmu.
·         Sriwijaya memiliki pendeta-pendeta Budha terkenal seperti Sakyakirti dan Darmapala.
·         Dibangun candi muara Takus dan patung    sang Budha di Bukit Siguntang.
·         Didirikan perguruan tinggi agama Budha .

C.   Runtuhnya kerajaan Sriwijaya
Pada abad 10 kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Ada beberapa faktor yang mempercepat runtuhnya Sriwijaya :
a.   Serangan kerajaan Colamandala ( India )  tahun 1068 , raja Sriwijaya, Sri Sanggramawidjaja Tunggadewa ditawan musuh.
b.   Lemahnya armada laut Sriwjaya sehingga tidakmampu mengontrol keamanan  dibidang politik dan perdagangan.
c.   Daerah bawahan Sriwijaya mulai melepaskan diri dari Sriwijaya
d.   Merosotnya perdagangan karena tidak ada jaminan keamanan.
e. Berdirinya kerajaan Majapahit pada abad 13 .

5 . KERAJAAN KANJURUHAN ( ABAD 8 M )

Kerajaan ini terletak di Malang, Jawa Timur, agama yang berkembang adalah Hindu Syiwa. Raja-raja yang memerintah adalah:
·         Dewa Singha adalah pendiri dan raja pertama Kanjuruhan.
·         Liswa yang bergelar Gajayana adalah raja terbesar yang berhasil membawa Kanjuruhan ke zaman keemasan.
Bangunan – bangunan peninggalan kerajaan Kanjuruhan adalah :
·         Patung Resi Agastya, Agastya adalah pendeta Brahmana dari India Selatan yang terkenal kesaktiannya, peresmian patung ini dengan upacara kebesaran yang dipimpin para Brahmana.
·         Candi Badut sebagai tempat suci pemujaan Dewa.
·         Arca dan Lingga.
Raja Gajayana memerintah dengan adil dan bijakana sehingga kerajaan Kanjuruhan hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Kerajaan Kanjuruhan mulai surut setelah mendapat serangan dari kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.

6.KERAJAAN MATARAM KUNO ( 732 – 929 M )

Berdasarkan prasasti Canggal pada tahun 732 M di Jawa Tenggah terdapat kerajaan Hindu yang berpusat di lembah sungai Progo. Kerajaan Mataram kuno pernah diperintah oleh dua dinasti / wangsa yang berbeda agama.

A.     Pemerintahan Dinasti Sanjaya Pertama

           Kerajaan Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna yang bijaksana, setelah Sanna
meninggal Mataram diperintah oleh raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti Mantyasih, Sanjaya dipakai sebagai pangkal silsilah, ia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja Sanjaya meneruskan cara pemerintahan yang telah dirintis oleh raja Sanna.
           Ia berhasil menciptakan kemakmuran dan ketentraman rakyatnya, agama yang berkembang adlah Hindu Syiwa. Raja-raja Hindu keluarga Sanjaya banyak membangun candi-candi Hindu didataran  tinggi Dieng, daerah ini sering disebut “Kota Para Paderi”
           Disekeliling candi didirikan rumah kediaman para Brahmana, penginapan para musafir, raja dan para bangsawan. Setelah raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah oleh Rakai Panangkaran.

B.      Pemerintahan Dinasti Syailendra

          Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran di daerah Bagelan dan Yogyakarta
Timbul kerajaan baru yang berkembang pesat dibawah dinasti Syailendra. Kerajaan ini pada mulanya merupakan taklukan kerajaan Mataram.

Pada tahun 778 M Syailendra berhasil menaklukkan Mataram dan sejak saat itulah Mataram Jawa Tengah diperintah oleh dinasti Syailendra yang beragama Budha. Dinasti Syailendra berkuasa  kira-kira satu abad di Mataram. Raja-raja dari dinasti Syailendra diantaranya adalah : Bhanu, Sri Dharmatungga ( Wisnu ), Sri Sanggramadananjaya ( Indra ), Samaratungga dan Balaputra Dewa. Silsilah keluarga Syailendra terdapat piagam Manjusri. Kerajaan Mataram pada masa dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaan ketika diperintah raja Samaratungga.
            Pada masa dinasti Syailendra dibangun candi-candi yang bercorak Budha seperti, candi sewu, Kalasan,  Sari, Borobudur, Pawon, Mendut, Ngawen.
           Setelah beberapa lama Mataram dibawah pengaruh Syailendra, dinasti Sanjaya yang pernah tersingkir bangkit kembali. Rakai Pikatan ( Sanjaya ) menikah dengan Pramodawardhani ( Syailendra ). Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Rakai Pikatan untuk merebut tahta kerajaan dari dinasti Syailendra.
           Adik pramudawardani : Balaputradewa tidak setuju akhirnya terjadi perang Balaputradewa malawan Pikatan . Balaputradewa terdesak melarikan diri ke Sriwijaya ( kakeknya ) . dari Sriwijaya , Balaputradewa akan menghancurkan kerajaan Mataram Hindu di Jawa .
           Untuk menghindari serangan dari Sriwijaya , Mpu Sendok memindahkan kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur  dan mendirikan dinasty baru yaitu ISANA .
Mpu Sendok

Tahun 929 , Mpu Sendok memindahkan Mataram Hindu ke Jawa Timur alasannya :
·         Jawa Timur lebih subur  dan strategis
·         Politik di Jawa Tengah sedang kacau

7. KERAJAAN MEDANG KAMULAN ( 929 – 1049 )

Kerajaan Medang

Kerajaan ini terletak di Jawa Timur , merupakan kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno .
          Sumber sejarah : Prasasti Kalkuta / Surabaya  berisi silsilah raja-raja dinasti Isana .
Raja-raja yang pernah memerintah

1.         Pu Sendok  ( 929 – 947 ) merupakan pendiri dinasti Isana .
2.         Darmawangsa, tahun 991 – 1017  à( raja terbesar ) .
3.         Erlangga 1019 – 1049

Raja Erlangga
Erlangga berhasil menyelamatkan diri bersama pengawalnya Narotama  pada waktu Medang diserang kerajaan Wurawari. Pada masa pemerintahannya Erlangga berhasil menyatukan kembali kerajaan –kerajaan yang terpisah.
Usaha Erlangga untuk meningkatkan kesejahteraan :
a.         Membangun waduk Waringin Sapta ( Sungai Brantas ) untuk mencegah banjir.
b.         Membuat jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir dan pusat kerajaan
c.         Membangun pelabuhan Hujung Galuh / Tuban di muara sungai Brantas
Hasil karya sastra :
Kitab Arjunawiwaha ditulis oleh Pu Kanwa  menceritakan tentang keberhasilan Erlangga .
Erlangga Juga menulis piagam Surabaya / prasasti Kalkuta yang berisi silsilah raja2 dinasti Isana .Erlangga wafat tahun 1049 dimakamkan di Candi Belahan dilereng Gunung Pananggungan Jawa Timur.

8. KERAJAAN KEDIRI  ( 1050 – 1222)
Candi Penataran, peninggalan Kediri

Sepeninggal Erlangga kerajaan dibagi dua yaitu Jenggala dan Panjalu .
Kerajaan Panjalu / Kediri beribukoya di Daha sedangkan Jenggala berlokasi di Kahuripan . Kerajaan Medang dibagi dua oleh Pu Barada, Maksud Erlangga membagi dua kerajaan adalah untuk mencegah perang saudara . Namun upaya ini gagal, nyatanya terjadi perang saudara antara Panjalu dan Jenggala . Perang saudara ini dilukiskan dalam kitab Baratayuda yang ditulis oleh Pu Sedah dan pu Panuluh .
Raja –raja yang pernah memerintah Kediri:
1.         Samarawijaya  ( 1050 – 1114 )
Tidak banyak meninggalkan bukti tertulis , kemungkinan ia yang mengalahkan Mapanji Garasakan dari jenggala .
2.         Bameswara  ( 1115 – 1130 )
Tidak banyak meninggalkan bukti tertulis .
3.         Jayabaya  ( 1130 – 1160 )
Dibawah pemerintahan Jayabaya , Kediri mengalami kejayaan . Ia seorang ahli ramal / nujum , kumpulan ramalannya ditulis dalam kitab Jangka Jayabaya .
Kitab Jangka Jayabaya
4.    Kertajaya  ( 1200 – 1222 )
       Kertajaya adalah raja terakhir Kediri , Ia gugur di Ganter tahun 1222 , karena terjadi pemberontakan golongan Brahmana yang dibantu Ken Arok .

9. KERAJAAN SINGASARI ( 1222 – 1292 )

Letak kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur. Semula berawal dari kekuasaan seorang akuwu / bupati Tumapel. Perkembangan selanjutnya Singasari menjadi kerajaan besar.
Sumber sejarah : Kitab Pararaton yang berisi tentang raja-raja yang memerintah Singasari.

Raja-raja yang pernah memerintah Singasari adalah :
Silsilah

1.      Ken Arok ( 1222 – 1227 ), merupakan pendiri dinasti Girindrawangsa dengan gelar Ranggah Rajasa sang Amurwabumi.
2.      Anusapati ( 1227 – 1248 ), dimakamkan di candi Kidal Tohjaya , masa pemerintahannya tidak lama karena dibunuh oleh Ranggawuni anak Anusopati.
3.      Ranggawuni (1249 – 1267 ) , bergelar Wisnuwardana dibantu Mahesa Cempaka bergelar Narasinga Murti.
4.    Kertanegara ( 1268 -1292 ), raja terbesar yang ingin menyatukan nusantara.
          -   Ekspedisi Pamalayu, mengirim pasukan ke Sumatera untuk menaklukan kerajaan Melayu, Sriwijaya.
   -    Tahun 1289 Meng-Ki utusan dari Cina ( Kubilai- Khan ) dilukai dipotong  hidungnya
           -   Tahun 1292, Kertanegara gugur.
   -   Tahun 1293 tentara Cina ( 20.000 ) datang untuk membalas dendam pada raja Kertanegara namun raja sudah meninggal ( hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang ).
        Runtuhnya Singasari karena diserang oleh Jayakatwang ( Kediri ) tahun 1292 . R Wijaya melarikan diri, ditolong oleh lurah desa Kudadu dan disarankan untuk pergi ke Madura minta bantuan Bupati Madura Aryawiraraja.
        Disarankan agar Raden Wijaya menyerah pada Jayakatwang . Raja Jayakatwang menerima Raden Wijaya dan diberi tanah Hutan Tarik , dimana ditanah ini nanti Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit .

10. KERAJAAN MAJAPAHIT ( 1215 – 1400 )

Kerajaan Majapahit semula sebidang tanah bernama Hutan Tarik yang diberikan Jayakatwang kepada R. Wijaya. Secara diam-diam R. Wijaya membangun kerajaan bernama Majapahit.

Sumber sejarah :

Prasasti Butak, berisi peristiwa runtuhnya Singasari dan perjuangan R. Wijaya  mendirikan Majapahit.Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja  Singasari dan Majapahit. Kitab Negarakertagama, berisi kisah perjalanan Hayam Wuruk keliling Jawa Timur.

Raja-raja Majapahit adalah :

Raden Wijaya ( 1215 – 1309 )
Bergelar Kertarajasa Jayawardana. Pendiri kerajaan Majapahit .
Jayanegara ( 1309 – 1328 )
Kala Gemet bergelar Jayanegara . Pada masa pemerintahan terjadi pemberontakan yakni:
*   Kuti , tahun 1319
*   Nambi , tahun 1316
*   Semi , tahun 1318
Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti yang berhasil menguasai ibu  kota kerajaan. Namun pemberontakan-pemberontakan dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.
Tri Bhuwanatunggadewi ( 1328 – 1350 )
Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng ( 1331 ). Pemberontakan Sadeng dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, kemudian Gajah Mada diangkat Mangkubumi / perdana menteri di Majapahit. Pada upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang artinyaGajah Mada tidak akan bersenang-senang sebelum menyatukan Nusantara.

Hayam Wuruk  ( 1350 – 1389 )
Hayam Wuruk bergelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya terjadi perang Bubat tahun 1357 ,karena kesalahpahaman antara Gajah Mada dengan Sri Baduga raja Pajajaran.Gajah Mada meninggal tahun 1364, sejak itu Majapahit mengalami kemerosotan.
Setelah Hayam Wuruk wafat tahun 1389,digantikan putrinya Kusuma Wardani yang menikah dengan Wikrama Wardana. Tahun 1400 Kusuma Wardani wafat, Wikrama Wardana kemudian menjadi Biksu. Sebagai raja pengganti adalah Suhita. Namun Wirabumi anak dari selir Hayam Wuruk menginginkan tahta, akhirnya terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta. Perang ini sering disebut perang Paregreg / perang Saudara. Perang ini sering dikisahkan perang antara Damarwulan melawan Minakjinggo.
Wirabumi dapat dikalahkan sehingga Majapahit dapat stabil kembali ,Raja Majapahit terakhir adalah Brawijaya V,setelah itu kerajaan hancur diserang oleh Raden Patah dari Demak.
Sebab keruntuhan kerajaan Majapahit :
1.    Wafatnya tokoh besar Gajah Mada dan Hayam Wuruk
2.    Adanya perang “ Paregreg “ tahun 1401 – 1406
3.    Serangan dari armada Cina yang dipimpin Laksamana Cheng-Ho
4.    Daerah vasal Majapahit melepaskan diri
5.    Masuknya agama Islam ke Nusantara
SASTRA
       1.    Kitab Pararaton berisi tentang raja-raja Singasari dan Majapahit.
2.    Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca berisi perjalanan Hayam Wuruk keliling Jawa Timur.
3.    Kitab Sutasoma ditulis Mpu Tantular berisi ajaran Syiwa Budha terdapat kalimat Bhinneka Tunggal Ika.
Runtuhnya Kerajaan  Majapahit dituliskan dalam kalimat candrasengkala “ sirno ilang kertaning bumi “yang berarti  Tahun 1400 Saka atau tahun 1478 M.

PENINGGALAN SEJARAH BERCORAK HINDU-BUDHA

1.    Prasasti
Peninggalan kerajaan –kerajaan Hindu-Budha di Indonesia yang masih ada adalah prasasti-prasasti yang memuat tentang informasi kerajaan – kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
Contoh :
* Prasasti Yupa ( Kalimantan Timur )
* Prasasti Ciaruteun ( Bogor )
* Prasasti Mantyasih ( Jawa Tengah )
* Prasasti Canggal ( Jawa Tengah )
2.    Candi
Menurut fungsinya dari daerah asalnya  India  candi merupakan bangunan suci tempat upacara  , tetapi di Indonesia ada yang difungsikan untuk makam raja-raja.
Candi yang bercorak Hindu :
* Candi Prambanan
* Kelompok Candi Dieng
* Candi Gedong Songo
* Candi Sambisari
* Candi Gunung Wukir
Candi bercorak Budha :
* Candi Borobudur
* Candi Mendut
* Candi Pawon
* Candi Sewu
* Candi Plaosan
3 . Sastra
Hasil karya sastra pada zaman kerajaan Kediri :
* Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Empu Panuluh tahun  1157.
* Kitab Arjunawiwaha dikarang oleh Mpu Kanwa , berisi perkawinan raja Erlangga.
* Kitab Smaradhahana dikarang oleh Mpu Dharmaja .

Hasil karya sastra pada zaman kerajaan Majapahit :
* kitab Negarakertagama ( 1365 ) dikarang oleh Mpu Prapanca .
* Kitab Sutasoma dikarang oleh Mpu tantular .
* Kitab Pararaton tanpa nama pengarang , berisi cerita tentang kerajaan Singasari dan
* Kitab Sundayana berisi tentang Perang bubat.
* Kitab Ranggalawe berisi tentang pemberontakan Ranggalawe.
* Kitab Usana Jawa berisi tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada .

0 comments:

Post a Comment